Antartika, Perjalanan ke Ujung Dunia
01.43 | Author: HISYAM

Jonathan Sisikin, Special to Epoch TImes

Tak ada pengalaman perjalanan sebelumnya yang dapat Anda persiapkan untuk melihat pemandangan ujung dunia, dimana sekelompok kehidupan liar yang unik telah menanti Anda dalam perjalanan ke Antartika.

Hanya 200.000 orang yang pernah menginjakkan kakinya di Benua Putih ini sampai 1967, dimana setelah itu kepariwisataan Antartika mulai dibuka dengan kapal ekspedisi Lindblad Explorer. Empat puluh satu tahun kemudian, penjelajahan masih merupakan tujuan utama dalam mengunjungi wilayah terbesar di dunia yang belum tereksplorasi ini, dan jumlah pengunjung setiap tahunnya meningkat terus mulai dari beberapa ratus hingga 30.000 turis pada 2007.

Saya berlayar ke sana pada November yang lalu di atas sebuah kapal ekspedisi MS Bremen dari Hapag Lloyd Cruises pada awal musim berlayar yang diperpanjang dari pertengahan November sampai dengan awal Maret selama musim panas Australia.
Perjalanan yang ramah lingkungan

Baik kapal ekspedisi MS Bremen maupun Hapag Lloyd’s lainnya, MS Hanseatic, memiliki asap buangan yang rendah dan lambung kapal pemecah es yang didesain untuk menjelajahi daerah kutub. Mereka diperlengkapi dengan sistem perlindungan lingkungan yang berteknologi canggih mutakhir, keduanya digerakkan dengan bahan bakar solar dan dilindungi lapisan bawah air yang tidak mengandung racun, dan seluruh pembuangan dalam kapal diolah secara biologis.

Semua kapal yang menjelajah ke kawasan Antartika harus mematuhi peraturan dan garis pedoman yang ditetapkan oleh Perkumpulan Internasional Pengaturan Perjalanan Antartika (IAATO), sebuah organisasi yang didirikan pada 1991 guna memajukan serta mempromosikan perjalanan yang aman dan bertanggung jawab secara lingkungan apabila menuju ke daerah benua putih ini. Saat ini, 97 orang anggotanya mengikutsertakan petugas tur perjalanan, kelompok-kelompok pelindungan konservasi alam, agen perkapalan, pemilik kapal, agen-agen perjalanan, dan organisasi pemerintahan.
Pinguin dan anjing laut

Karena rentannya ekosistem ini, kawasan Antartika tidak bisa mentoleransi kedatangan turis dalam jumlah banyak, dan sesuai ketetapan IAATO bahwa hanya kelompok-kelompok kecil yang dapat pergi mengunjungi 50 titik yang telah didesain untuk melakukan pendaratan. Kebanyakan kapal menjelajahi sepanjang semenanjung Antartika, dan kemudian para penumpang berpindah kapal ke pantai dengan menggunakan Zodiac, yakni nama sebuah perahu karet yang dikembangkan oleh penjelajah terkenal Jacques Cousteau. Ketika mendarat, Anda akan sering menemukan kumpulan koloni pinguin, ratusan hingga ribuan pinguin pada beberapa lokasi, dimana pinguin-pinguin tersebut menghabiskan musim panasnya untuk berkembang biak dan mengasuh pinguin muda. Setelah bertelur di pertengahan November, kurang lebih memerlukan waktu 30 hingga 40 hari untuk menetas, dan ketika menjelang Desember di tepi laut akan dipenuhi oleh anak-anak pinguin yang baru menetas.
Selain pinguin, populasi margasatwa yang terbesar adalah anjing laut—mereka membagi waktu mereka di antara daratan dan lautan serta menikmati pula waktu bermalas-malasan di atas gunung es. Yang paling luar biasa di antara beberapa spesies anjing laut adalah anjing laut Weddell, yang dapat menyelam sampai dengan kedalam-anan 1.300 kaki (43.3 meter) dan tinggal di dalam air selama kurang lebih sejam lamanya.

Meskipun pinguin dan anjing laut nampak tidak takut terhadap kehadiran manusia, namun yang terbaik tetap menjaga jarak agar tidak mengganggu daerah perkembang biakan dan sarang mere-ka. Juga, melangkah dengan hati-hati agar tidak menghancurkan lumut yang menempel di bawah kaki. Lebih dari seratus jenis spesies lumut terdapat di kawasan Antartika, dan mereka dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dalam lingkungan yang memiliki kelembaban minim serta tidak ada tanah. Mereka juga mempunyai usia paling lama tetapi pertumbuhannya hanya seperduapuluh inci dalam kurun waktu seabad.
Kawanan pengantar kapal

Kapal Bremen dikawal dalam setiap perjalanannya menuju selatan, oleh sekumpulan burung laut, termasuk diantaranya burung elang laut serta petrels (sejenis burung laut) yang asyik menyambar dan menyelam untuk menangkap ikan yang ada di permukaan ombak kapal.

Elang laut memiliki sayap yang paling lebar di antara burung mana pun, dan pemandangan di atas angin yang menakjubkan ini dapat disaksikan sewaktu mereka terbang berulang kali mengelilingi kapal.

Setelah menghabiskan dua hari perjalanan melewati badai Drake’s Passage (salah satu lintasan laut yang paling mendebarkan di dunia, di mana gelombangnya bisa melebihi 9 meter), kapal berlayar ke dalam perairan yang lebih tenang pada saat kita mendekati Semenanjung Antartika.

Keesokan paginya saya dapat melihat beberapa gunung es yang mengapung tidak jauh dari lambung bagian kanan kapal, dan kemudian kami melewati armada kecil gunung es yang berkilauan dengan bentuk dan ukuran yang tidak terbayangkan sebelumnya—beberapa diantaranya setinggi gedung perkantoran—yang terlihat kilaunya berpijar dalam cahaya berwarna biru kehijauan, biru laut, dan biru.

Gunung Es berasal dari gletser yang mengalami proses yang dinamakan calving, dan menghasilkan sekitar 100.000 bongkahan setiap tahunnya. Sesudah melepaskan diri dari gletser, bongkahan es terdorong oleh angin dan arus ke laut sekitarnya.

Gunung es yang paling besar tercatat pada 2000 lalu, yang mengambang tidak jauh dari daerah Ross Ice Shelf. Dengan ukuran 185 mil hingga 23 mil—dan kira-kira seukuran Connecticut. Setiap hari berwisata menggunakan Zodiac ke tepi laut yang sering membawa kami menyentuh lebih dekat dinding gletser yang curam, dan kami sering melewati gunung es di mana anjing laut berbulu dan sekelompok pinguin sedang berjemur atau menyelam ke dalam air.
Migrasi ikan paus
Jika Zodiac Anda berada di tempat dan waktu yang tepat, Anda mungkin dapat mengamati satu di antara beberapa spesies ikan paus yang bermigrasi selama musim panas, termasuk ikan paus bungkuk, ikan paus biru, dan Orca. Jika Anda luar biasa beruntung (sayangnya saya kurang beruntung), Anda mungkin akan menjadi saksi dari penampilan menakjubkan seekor ikan paus bungkuk yang melompat dari air, fenomena ini dikenal sebagai menerobos laut.

Ikan paus biru, merupakan binatang terbesar yang pernah hidup, dapat tumbuh hingga 30 meter panjangnya dan beratnya yang mencapai hingga 150 ton. Makhluk hidup luar biasa lainnya adalah Orca (ikan paus pembunuh) dimana hewan tersebut dapat berenang hingga kecepatan sampai 35 mil per jam. (Epochtimes/mer)


|
This entry was posted on 01.43 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: