(erabaru.or.id) Robot pemanjat tiga kutub yang didesain untuk memeriksa dermaga jembatan di dalam air dan lokasi konstruksi bertingkat yang terlalu berbahaya bagi manusia telah meraih hadiah kemenangan tertinggi pada 2008 International Capstone Design Fair Seoul National University of Technology di Korea Selatan.

Didesain oleh suatu tim mahasiswa dan para lulusan terbaru dari Robotics and Mechanisms Laboratory (RoMeLa) di Virginia Tech, Virginia - AS, robot-robot berkaki tiga Hyper-redundant Discrete Robotic Articulated Serpentine for climbing (HyDRAS)-Ascent, HyDRAS-Ascent II dan Climbing Inspection Robot with Compressed Air (CIRCA) menarik perhatian banyak orang dan menempati posisi pertama pada Simposium Internasional 2008 pada kompetisi Educational Excellence 2008, sementara pencipta mereka menerima hadiah uang sebesar 1.000.000 KRW.

Dengan menggunakan mekanisme memanjat yang unik, robot-robot HyDRAS dapat melilitkan diri mereka ke struktur semacam tiang menggunakan penggerak listrik sementara CIRCA yang berbentuk donat, menggulung ke atas dengan menggunakan gerak gabungan ayunan menggunakan pompaan udara. Dilengkapi dengan kamera dan sensor built-in, mereka bisa digunakan untuk memeriksa struktur atau menangani tugas-tugas berbahaya lainnya yang kini dilakukan oleh manusia, kata Dennis Hong, direktur RoMeLa dan penasehat proyek tersebut.

Meskipun beberapa robot itu sekarang ini masih dioperasikan melalui sebuah laptop dan kabel, ketika ditanya kapan robot-robot itu bisa digunakan dalam situasi yang sesungguhnya, Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Ketiga prototipe robot ini mendemonstrasikan kelayakan dan kegunaan dari konsep tersebut. Masih banyak penelitian yang mesti dilakukan agar robot ini dapat menjadi produk yang sebenarnya, tapi kami yakin dapat melihat robot-robot ini digunakan secara nyata dalam 3 sampai 5 tahun ketika tuntutan semakin tinggi dalam dunia nyata.'

Robot HyDRAS

Prototipe HyDRAS menyerupai ular memanjat sebuah tiang dengan mengubah gerak berayun dari sambungannya menjadi gerakan menggulung, membuatnya berguna untuk tugas-tugas pemeriksaan konstruksi (Dennis Hong Virginia Tech)
Akan tetapi, lengan HyDRAS, khususnya memiliki lebih banyak sentuhan manusia melampaui robot-robot militer yang sekarang digunakan dalam hal cara kontrolnya. Lengan-lengan robot militer dikontrol melalui joystick, sedangkan lengan HyDRAS menggunakan fiber optik. Hong mengatakan kepada The Epoch Times, 'Sangat sulit dan mahal untuk melatih seseorang untuk mengoperasikan lengan robot bebas multi derajat (banyak sendi). Jika menggunakan joystick, anda hanya dapat mengontrol sejumlah pergerakan. Lengan HyDRAS menggunakan pita sensor 3 dimensi untuk mengoperasikan suatu derajat kebebasan berganda dari lengan-lengan mirip ular secara intuitif dari jarak jauh, karena lengan robot mirip ular itu secara langsung meniru bentuk dari pita perasa fiber optik.

Seperti yang dikutip Hong, Biro Statistik Pekerja AS tahun 2006 melaporkan terdapat 1.226 kematian pekerja konstruksi, 3 persen meningkat dari tahun 2005, dan 809 kematian karena terjatuh.

Hong, yang berhasrat membangun robot-robot untuk membantu masyarakat, sebelumnya telah terlibat dalam banyak proyek-proyek yang memenangkan penghargaan termasuk RoboCup 2008, sebuah kompetisi sepak bola robot humanoid yang berlangsung di Tiongkok awal tahun ini. (theepochtimes/ptb)

|
This entry was posted on 00.15 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: