Kita Bukan Berasal Dari Kera
00.11 | Author: HISYAM

Di alam semesta ini tiada sesuatupun yang terjadi secara kebetulan, Hanya saja pada dunia material kita, keadaan dunia yang terbentuk dari satu material ke materi lain ini, tampak seperti memperlihatkan suatu yang kebetulan. Pada keseluruhan dunia alam semesta yang saling berpadu, gejala apa saja, semuanya merupakan manifestasi hukum yang tersusun rapi. Setiap jenis kehidupan yang timbul dan berkembang semuanya dijalankan dengan cermat berdasarkan urutannya masing-masing.


Keberadaan susunan perkembangan species terletak pada setiap sel daging dalam kehidupannya menentukan arah perkembangan kelompok species dalam kehidupan, dan membentuk sebuah arah yang menuju perkembangan koridor susunan, diantaranya bisa timbul kelainan perubahan, dan perubahan ini memastikan keaneka ragaman dan kelompok species yang diperlukan untuk meneruskan faktorisasi perkembangannya. Jika,melampaui perubahan yang menyimpang pada batas koridor urutannya, maka akan tersisihkan dengan sendirinya, pilihan ini, pada arah yang ditentukan secara cermat telah tersusun dengan rapi dan dunia alam rata-rata hidup dengan berdasarkan hukum seperti ini.

Dengan demikian, sebenarnya manusia bukanlah berasal dari kera seperti yang pernah dikatakan Charles Darwin. Biar bagaimanapun cara dan daya upaya kera, tetap saja kera tidak bisa berubah menjadi manusia. Ini adalah dua jenis species yang sama sekali tidak ada hubungannya. Susunan atau urutan terjadi dan perkembangannya sama sekali merupakan dua hal yang berbeda! Hukum seleksi alamiah, bukanlah kepastian hukum adanya. Ini adalah hasil dari efek hukum perkembangan alam semesta yang menimbulkan munculnya kehidupan benda-benda. Sama seperti alam semesta, manusia, juga banyak memiliki susunan nya, diantaranya termasuk: lapisan inti, susunan kecerdasan, susunan informasi, susunan energi dan susunan jasmani.

Susunan inti, kecerdasan, informasi dan energi manusia adalah suatu yang abadi, semua ini merupakan energi yang halus. Hanya susunan luar yang paling kasar pada permukaan yang paling luar dan yang paling pendek usianyalah yang akan mati yaitu: jasad manusia.
Paham materialisme menganggap semua doktrin yang dibicarakan oleh ajaran Kristen tentang malaikat,roh, dan roh yang tidak mati itu dan lain sebagainya adalah merupakan suatu yang dibuat-buat untuk membohongi orang. Sebetulnya, jiwa itu tidak lain adalah inti manusia, dan roh adalah kecerdasan, yang merupakan sintesis tiga susunan informasi dan energi, Sedang roh yang tidak mati itulah yang mencerminkan hukum kekekalan energi. Kebiasaan kita pada umumnya tentang manusia yang setelah mati hanyalah melepaskan kulitnya itu sebenaranya adalah bahwa diantara satu persatu pertalian susunan energi informasi pada susunan yang tinggi dengan satu persatu susunan rendah jasmani telah terjadi pemutusan susunan. Asalkan saja keberadaan alam semesta itu ada, maka susunan halus pada manusia tidak akan hilang selamanya.

Jika saja dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap satu persatu susunan energi informasi jasmani manusia pada banyaknya susunan tersebut, maka akan mendapatkan kesimpulan yang membuat orang takjub: otak besar manusia adalah saluran untuk mengendalikan sistim jasmani dan komunikasi tubuh dengan kecerdasan pada manusia.Otak manusia tidak ada hubungannya dengan kecerdasan manusia.Dia memerintahkan jasmani manusia untuk melakukan kegiatan,dan memastikan pertalian antara informasi dengan kecerdasan.Otak besar menerima informasi susunan kecerdasan dan akan saling berhubungan dengan lainnya didalam saraf,untuk memfungsikan keaneka ragaman organ-organ pada otot tubuh manusia.Pada umumnya insting yang biasa kita sebut itu adalah sebuah fungsi dasar otak besar manusia.

Susunan informasi adalah fungsi susunan informasi antara manusia dengan alam semesta. Dalam susunan informasi tersebut, manusia telah mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan susunannya. Pada susunan kecerdasan tersebut manusia melakukan semua proses inteligenci dan emosi disaat hidup. Proses pemikiran dan pemutusan terletak pada otak luar, di luar jasmani kita, yang terletak pada susunan kecerdasan: otak manusia yang tercerminkan hanyalah berupa hasil proses pemikiran.

Dari sini didapati sebuah kesimpulan yang membuat orang merasa gelisah: Manusia di bumi sedang melepaskan satu persatu beban arus energi, dan arus energi ini bisa mencapai susunan informasi pada sistim tata surya, serta merusak sistim peredaran galaksi kita. Penemuan ini membuatku terkejut, dan dengan segera hasil penelitian ini diumumkan. Satu persatu pada abad ke 20 yang kutemukan, perasaanku mengatakan seperti yang ditulis oleh penyair Rusia Alexander Brock diawal abad 20 bahwa pada abad itu, orang-orang tidak punya tempat tinggal, terbayang sekilas pada saat kehidupan yang mengerikan itu, masih ada momok bayangan yang lebih gelap, dan momok bayangan yang lebih besar.

Paham materialisme kita dengan teguh menganggap bahwa :kehidupan hanya sekali. Kemudian orang-orang dengan berbagai cara melakukan kejahatan. Manusia di bumi dengan begitu kejamnya menyerobot harta benda orang lain dengan cara kekerasan atau akal bulus yang licik, akhirnya mengeluarkan informasi negatif dan arus energi jahat yang dahsyat, arus ini begitu kuatnya, hingga mencapai ke susunan informasi, merusak seluruh susunan informasinya.dan merusak peredaran sistim galaksi. Oleh karena itu, kita tidak perlu merasa heran atas segala bencana yang terjadi di muka bumi ini.

Pertunjukan manusia di bumi sekarang ini, sedang memperingatkan kita untuk menyingkirkan ‘sampah’ yang ada dalam diri kita sendiri. Pembuangan ini harus dimulai melalui pemurnian yang kuat untuk mendapatkan pertolongan, jika tidak maka akan memusnahkan diri sendiri dalam proses perkembangan tersebut.

Aku pernah membaca sebuah kitab suci disaat masih muda, namun pada waktu itu sama sekali tidak mengetahui makna persaudaraan universal yang sesungguhnya, tidak memahami dengan apa yang disebut persaudaraan universal, dan kenapa harus bersaudara secara universal. Sekarang baru aku memahami makna persaudaraan yang diajarkan dalam kitab suci pada orang-orang, serta telah mengerti untuk menjalankan hal-hal yang baik, dimana pada saat yang bersamaan anda juga sedang melarutkan keburukan dalam arti yang disebutkan di atas, semua ini bukan merupakan sebuah kalimat yang sederhana, melainkan adalah merupakan hukum alamiah alam semesta: “Memberikan kehidupan kepada manusia adalah untuk supaya dia melarutkan kejahatan yang ada di dunia.
Masalah spiritualisme bukanlah fanatik keagamaan, melainkan latihan kultivasi manusia dengan tiada henti, agar mencapai ‘tingkat yang lebih tinggi’. Orang-orang dengan demikian tidak lagi melakukan perbuatan jahat, kehidupan dipenuhi dengan kehangatan, kehidupan manusia dengan kehidupan diatas bumi membentuk semacam hubungan persaudaraan. Manusia pada saat itu memberikan perhatian yang sesungguhnya pada galaksi, bagaikan cinta kasih pada Ibu. Orang-orang pada saat itu bisa memahami, bahwa dia adalah bagian dari semua organisme alam semesta.

|
This entry was posted on 00.11 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: